Pentingnya Mempersiapkan Generasi Semenjak Dini

Anak adalah harapan orang tua, penerus cita-cita dalam keluarga. Cita-cita yang luhur dalam sebuah keluarga perlu pererncanaan semenjak dini.

Kita semua tentu masih ingat akan pesan orang tua kita dahulu, kalau akan mencari jodoh perlu kita tinjau tentang bobot, bibit, dan bebetnya atau nasab/keturunan/ luri (Jawa). Ini penting sekali karena ada pepatah Jawa yang mengatakan,”buah kelapa akan jatuh tidak jauh dari pohonnya.” Ini artinya setiap anak adalah foto copi orang tuanya. Perilaku atau gaya dan sifat-sifatnya akan menyerupai orang tuanya. Bagimana perilaku orang tuanya bisa dilihat dari perilaku anak-anaknya. Dari sini maka memilah dan memilih calon pasangan hidup sangatlah penting. Janganlah kita terjebak oleh perilaku calon kita, yang kadang-kadang sok alim, santun, lemah - lembut dan sebagainya. Oleh karena itu mengetahui siapa dan dimana keluarganya itu penting sekali.

Jika anda sudah menemukannya siapa keluarganya dan dimana bertempat tinggal, maka tugas selanjutnya adalah mengolah cocok apa tidak. Jika sudah cocok sesuai dengan bobot, bibit, dan bebetnya. Maka bolehlah melangsungkan kejenjang selanjutnya, yaitu pernikahan. Karena pernikahan itu bertujuan melanggengkan generasi. Kalau dari pasangan ini berasal dari gen yang baik, maka gen/generasi yang dilahirkan nanti juga akan baik. Begitu juga sebaliknya jika pasangan ini gennya buruk (dari segi bobot, bibit, dan bebet ) tadi, maka gen/generasi yang akan lahir nanti juga akan buruk.
Nah jika dari pernikahan tadi sudah melahirkan generasi baru, maka tugas selanjutnya adalah memberikan pengajaran yang baik kepadanya. Baik agama maupun umumnya. Agama yang kuat, umum yang hebat adalah kunci kesuksesan masa depan.
Jika sudah memasuki usia sekolah masukkanlah ke sekolah yang memiliki basis keagamaan yang kuat dan tidak mengabaikan ilmu umumnya. Disamping nuansa pendidikan yang bertujuan global universal. Janganlah terpancang kepada sekolahan yang termurah, apalagi dengan embel-embel gratis. Apa jadinya anak-anak kita jika kita sekolahkan ke sekolahan yang gratis tetapi sangat membahayakan aqidahnya. Sekolahan gratis tetapi tidak bermutu sama sekali. Carilah sekolahan yang memiliki visi – misi yang bagus. Namun penyelenggaraannya juga bagus, sesuai dengan visi-misi tadi. Karena terkadang sekolahan hanya mengedepankan visi – misinya yang bagus tetapi penyelenggaraannya yang sesuai dengan visi-misi tidak ada.
Disamping itu kita juga harus mengetahui model dan materi kurikulum pembelajaran di sekolah yang akan kita titipi anak-anak kita. Janganlah dimasukkan kepada sekolahan yang tidak memiliki model pembelajaran yang bagus apalagi materi kurikulumnya yang tidak sesuai dengan standart kurikulum yang berlaku. 

Lihatlah kultur dan kualitas guru yang ada disana. Sudahkah sesuai dengan kriteria yang anda maksud. Sebab budaya dan kualitas guru sangat berpengaruh kepada anak didiknya. Apa yang disampaikan dan diperintahkan oleh guru akan dijalankan oleh murid-muridnya. Sangat berbahaya jika budaya guru yang tidak baik akan ditiru oleh anak didiknya. Atau budaya yang tidak baik diperintahkan oleh guru kepada murid-muridnya.
Masih ingatkah dengan peristiwa menyontek masal dalam rangka UNAS-2011 kemarin di SDN Gadel II – Surabaya? Itulah contoh budaya yang tidak baik. Janganlah memilih sekolah yang pendidiknya memiliki budaya yang tidak baik. Karakter yang baik dari guru akan sangat berpengaruh kepada murid-muridnya.

Selanjutnya yang perlu kita ketahui adalah fasilitas yang disediakan oleh sekolah tersebut bagaimana. Sudahkah sekolah tersebut memberikan fasilitas yang baik? Baik intra maupun ekstra kurikulernya. Fasilitas yang lengkap akan mempermudah siswa untuk mengakses setiap pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Sehingga sekolah bukan hanya teori saja, akan tetapi siswa bisa praktek secara langsung. Ini akan memperdalam pemahaman terhadap materi yang di sampaikan oleh pendidik/guru di sekolah tersebut.

Disamping itu yang perlu kita kaji adalah rasio jumlah murid dengan gurunya bagaimana. Berapa perbandingannya? Sebab jika dalam satu kelas jumlah muridnya lebih dari 30 siswa, sementara guru yang mengajar hanya 1. Maka ini kurang efektif. Minimal dalam satu kelas harus ada 2 guru. Walaupun sekolahan itu menerapkan sistem guru kelas. Apalagi yang bukan, seperti penerapan mikro teaching dan guru bidang study. Tidak boleh hanya satu guru di dalam kelas.

Yang bisa kita tengok lagi ketika kita hendak memasukkan anak kita ke suatu sekolah adalah prestasi yang nyata. Sudahkah sekolahan yang akan kita pilih memiliki beberapa prestasi yang gemilang? Misal, sekolahan itu pernah menjadi juara 1 lomba sain internasional.
Kalau beberapa kriteria diatas telah anda lakukan, insyaAllah putra-putri anda keluar dari sekolah tersebut sesuai dengan harapan anda.

Namun yang perlu dingat adalah keberhasilan generasi kita bukan hanya ditentukan oleh dimana anak kita sekolah. Akan tetapi keberhasilan itu ada tiga komponen pokok yang saling terkait. Yaitu rumah, sekolah, dan lingkungan atau masyarakat.

Jika keadaan rumah sudah mendukung, begitu juga dengan sekolahnya, maka selanjutnya pilihlah dan ciptakan lingkungan atau masyarakat yang mendukung pula. Sebab keberhasilan anak bukan hanya faktor keturunan dan pendidikan, akan tetapi interaksi dengan masyarakat atau lingkungan di sekitarnya sangatlah berpengaruh.
Selamat mencoba, semoga keberhasilan selalu menyertai keluarga kita. amin

Oleh : Supriadi (Ketua II)

No comments:

Post a Comment